Senin, 04 Maret 2013

Terbaru Bangku Instruktur Persela Mulai Panas

BLOG LAMONGAN - Stadion Surajaya, Lamongan, alhasil menjadi daerah yang kurang nyaman bagi Pelatih Persela Gomes de Oliviera. Kembali gagal mempersembahkan kemenangan, Surajaya mulai 'membara' oleh ketidaksabaran LA Mania, supporter fanatik Persela Lamongan.

Nyanyian yang meminta pergantian instruktur di tabrak kontra Persisam Samarinda yang berkesudahan 1-1, Sabtu (2/3), menjadi nada paling sumbang di indera pendengaran Gomes. Ini seakan menjadi sinyal awal bahwa posisinya sebagai arsitek tim Laskar Joko Tingkir mulai tidak aman.

Tampil di atas lapangan berlumpur, Persela tidak bisa memanfaatkan momentum sebagai tuan rumah. Gol tim biru bahari yang diciptakan Zaenal Arifin juga bukan melalui denah permainan yang baik, melainkan buah blunder kiper Persisam Usman Pribadi yang gagal menghalau bola.

Kekecewaan sudah tidak bisa ditahan LA Mania yang harus mendapatkan timnya tersudut di zona degradasi. Namun nyanyian suporter sejauh ini belum menggulingkan posisi pelatih. Paling tidak belum ada gejala administrasi Persela mencari sosok alternatif pengganti Gomes.

“Kami konsentrasi pada pembenahan tim dan belum berpikir ke sana (pergantian pelatih). Jujur saja ada banyak aspek yang harus kami pertimbangkan. Tentu ada hal nyata dan negatif ke depannya kalau terburu-buru mengganti pelatih. Itu yang harus ikut dipikirkan,” jelas Asisten Manajer Persela Yuhronur Efendi.

Manajemen Persela memang terhitung sangat sabar menyikapi kinerja Gomes sejauh ini. Walau belum bisa mengangkat prestasi tim sesuai target, posisi instruktur asal Brasil itu masih belum terusik. Yuhronur lebih melihat aspek yang harus dibenahi di tim, contohnya fisik pemain.

Menyikapi bunyi suporter yang mulai gundah dengan kepemimpinan Gomes, Yuhronur sangat bisa memaklumi alasannya yaitu LA Mania tiba ke Surajaya untuk melihat timnya menang. “Kami anggap itu aspirasi dari supporter. Tapi bagaimana pun kami harus berupaya tidak panik dalam melihat problem di tim,” tuturnya.

Sementara, Gomes sendiri tidak ambil pusing dengan nyanyian suporter yang menyudutkan dirinya. Dia hanya meratapi tindakan tersebut dengan alasan suporter idealnya menawarkan sumbangan kepada tim sampai pertandingan usai. “Saya tak merasa terganggu. Tapi harusnya mereka terus mendukung tim,” ungkap Gomes.

“Pemain di lapangan sudah berupaya keras untuk meraih kemenangan dan itu harus dihargai. Hasil tamat memang tidak manis buat kami, tapi itu sudah melalui usaha maksimal,” papar Gomes de Oliviera. Gomes juga menuturkan dirinya masih belum mengalah untuk membawa Persela lebih baik.

Dari taktik di lapangan, ada satu fakta menarik di lapangan tengah Persela Lamongan. Gomes terlihat masih terus melaksanakan eksperimen dalam menempatkan gelandang bertahan sebagai tandem playmaker Gustavo Lopez. Hingga pertandingan kedelapan, sudah empat pemain yang bergantian menempati posisi ini.

Di awal kompetisi kemudian Catur Pamungkas menjadi pilihan utama. Ketika permainannya menurun, kiprahnya sempat tergeser Dhanu Rosade. Setelah Dhanu kurang meyakinkan, Gomes pernah menurunkan pemain muda Fandi Eko Utomo. Tidak juga berhasil, giliran Fajar Handika yang betugas mendampingi Gustavo Lopez.

Bongkar pasang itu menunjukkan Gomes masih belum menemukan formula terbaik di lapangan tengah. Setelah kehilangan Gede Sukadana ke Arema Cronous, Persela lemah di posisi ini. Menariknya, keempat pemain yang telah dicoba itu belum pernah mendapatkan posisi reguler di kompetisi level tertinggi.


Source: Okezone