Kamis, 24 Mei 2018

Momentum Perkembangan Esport(Electronic Sport) Di Indonesia

Olahraga elektronik, atau yang lebih dikenal dengan istilah eSport (electronic sport), merupakan sebuah istilah yang mengacu pada acara kompetitif para pemain game (gamer) dalam memainkan sebuah video game.

Seiring perkembangannya, eSport menjadi semakin dikenal oleh kalangan luas. Beberapa bahkan mengakibatkan jenis olahraga tersebut sebagai sebuah profesi dan mata pencaharian utama.
Namun, hal tersebut dirasa masuk akal. Sebab, ketika ini, eSport sudah bermetamorfosis menjadi sebuah industri yang cukup menjanjikan dari segi karier dan ekonomi.
Dilansir Adanai, acara bermain game (gaming) secara kompetitif sudah ada semenjak tahun 1980-an. Saat itu, pernah diadakan sebuah turnamen untuk game berformat 8-bit ciptaan perusahaan Atari yang berjudul “Space Invaders.” Kabarnya, turnamen yang satu ini bisa diikuti oleh sekitar 10 ribu partisipan pada ketika itu.

 atau yang lebih dikenal dengan istilah eSport  Momentum Perkembangan Esport(Electronic Sport) Di Indonesia
Space Invaders (Foto: Flickr/Reinis Ivanovs)
Memasuki tahun 1990 hingga 2000-an awal, ketika komputer personal (PC) sudah mulai terkenal di masyarakat, kompetisi eSport yang “sebenarnya” mulai banyak diadakan. Hal ini ditandai dengan diadakannya sebuah turnamen bertajuk “Red Annihiliation”, yang secara khusus mempertandingan sekitar 2.000 orang dalam sebuah game first person shooter (FPS) berjulukan “Quake”.
Enggak usang sesudah itu, salah satu liga gaming terbesar, Cyberathlete Professional League, didirikan, lalu mengadakan sebuah turnamen pertamanya yang berhadiah 15 ribu dollar AS ( Rp 214 juta).
Pada ketika itu, kompetisi eSport sanggup dikatakan lebih terfokus pada game-game berformat FPS, olahraga, serta arkade. Namun, lalu bermacam-macam format game tersebut mulai ditambah dengan kehadiran permainan strategi real-time (RTS).
Tahun 2000-an hingga ketika ini mungkin bisa disebut sebagai masa keemasan bagi eSport. Menjamurnya kompetisi-kompetisi berskala besar di banyak negara di dunia menyerupai World Cyber Games, Electronic Sports World Cup, serta Major League Gaming (MLG) mulai dikenal banyak orang. Hal ini seolah menciptakan prospek dari eSport terlihat semakin menjanjikan.
“Di masa depan nanti, eSports akan jadi bidang yang menjanjikan. Hadiahnya juga gede banget apalagi kalau ikut kompetisi yang levelnya sudah tingkat internasional,” ujar Dio Firdaus, salah satu mantan anggota eSports Vainglory kepada kumparan
Hal ini juga diperkuat dengan industri game yang menyerupai enggak ada hentinya untuk berinovasi dalam menciptakan varian game. Tercatat, beberapa game yang terhitung “baru” menyerupai “Defense of the Ancients” (DOTA), “Warcraft”, serta “League of Legends” sanggup turut meramaikan perkembangan kompetisi eSport.
 atau yang lebih dikenal dengan istilah eSport  Momentum Perkembangan Esport(Electronic Sport) Di Indonesia
Gameplay game Dota 2. (Foto: Steam)
Indonesia sendiri rupanya enggak mau ketinggalan dalam urusan yang satu ini. Fanatisme masyarakat Indonesia terhadap keberadaan eSport enggak lagi bisa dipandang sebelah mata. Hal itu dibuktikan dengan kemunculan banyak sekali nama tim eSport berprestasi yang ada di dalam negeri, di antaranya ialah NXL, Recca Esports, serta EVOS.
Selain itu, wacana ihwal akan dimasukkannya cabang eSport kedalam gelaran Asian Games, serta impian Presiden Joko Widodo untuk menciptakan jurusan eSport di Indonesia, semakin mencuatkan nama olahraga elektronik sebagai sesuatu yang relevan untuk dibicarakan.
Bahkan, salah satu sekolah di Indonesia, yakni Sekolah Menengan Atas 1 PSKD, sudah secara resmi memperkenalkan eSport sebagai salah satu jadwal pengembangan yang sanggup diikuti siswanya dengan sistem seleksi yang cukup ketat.
“eSports juga bukan sebagai acara untuk menghabiskan uang dan waktu di warnet, sehingga menciptakan bawah umur enggak belajar. eSports merupakan sebuah alat bantu bila dipakai dengan benar akan punya imbas yang kuat, ujar Yohannes Siagian, Kepala Sekolah Sekolah Menengan Atas 1 PSKD Jakarta.