Minggu, 01 April 2018

Momentum Kiprah Bahasa Indonesia Ahad Ke 4










Nama: Muhammad Hafiz Pahlevi
Kelas : 1KB07
Dosen : Ahmad Nasher














Ejaan Yang Di Sempurnakan(EYD)

















. A. Pengertian EYD
Ejaan yang disempurnakan ialah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku semenjak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Ejaan ialah seperangkat hukum ihwal cara menuliskan bahasa dengan memakai huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa. Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasademi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. 

-       Ruang lingkup EYD meliputi lima aspek yaitu :
1.        Pemakaian Huruf
Ejaan bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) dikenal paling banyak memakai huruf abjad. Sampai dikala ini jumlah huruf huruf yang digunakan sebanyak 26 buah.
a.          Huruf Abjad
b.         Huruf Vokal
c.          Huruf Konsonan
d.         Huruf Diftong
e.          Gabungan Huruf Konsonan
2.    Penulisan Huruf
a.  Penulisan Huruf Besar (Kapital)
     Kaidah penulisan huruf besar sanggup digunakan dalam beberapa hal, yaitu :
1)   Digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. 
       2)   Digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung.
3)   Digunakan sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang    berafiliasi dengan nama Tuhan, kata ganti Tuhan, dan nama kitab suci.
4)    Digunakan sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan , keturunan, keagamaan yang diikuti nama orang.
5)    Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang, pengganti nama orang tertentu, nama instansi, dan nama tempat.
6)    Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang. 
7)    Digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa,  dan nama bahasa. 
8)    Digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan   peristiwa sejarah.
9)    Digunakan sebagai huruf pertama nama geografi unsur nama diri. 
10)  Digunakan sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, forum pemerintah, ketatanegaraan, dan nama dokumen resmi, kecuali terdapat kata penghubung. 
11)  Digunakan sebagai huruf pertama penunjuk kekerabatan atau sapaan dan pengacuan.
12)  Digunakan sebagai huruf pertama kata ganti Anda. 
13)   Digunakan sebagai huruf pertama unsur kependekan nama gelar, pangkat dan sapaan. 
14)   Digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang tepat yang terdapat pada nama tubuh forum pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
15)   Digunakan sebagai huruf pertama semua kata di dalam judul, majalah, surat kabar, dan karangan ilmiah lainnya, kecuali kata depan dan kata penghubung. 

b. Penulisan Huruf Miring
 Huruf miring digunakan untuk : 
1)  Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
2)  Menegaskan dan mengkhususkan huruf, kepingan kata, kata, dan kelompok kata.

  3.      Penulisan Kata
Ada bebrapa hal yang pelru diperhatikan dalam penulisan kata, yaitu :
1)       Kata Dasar
Kata dasar ialah kata yang belum mengalami perubahan bentuk, yang ditulis sebagai suatu kesatuan.
2)   Kata Turunan (Kata berimbuhan) Kaidah yang harus diikuti dalam penulisan kata turunan, yaitu :
-          Imbuhan semuanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
-          Awalan dan akhrian ditulis serangkai dengan kata yang eksklusif mengikuti atau mendahuluinya jikalau bentuk dasarnya berupa adonan kata.
-          Jika bentuk dasarnya berupa adonan kata dan sekaligus menerima awalan dan akhiran, kata itu ditulis serangkai.
-          Jika salah satu unsur adonan kata hanya digunakan dalam kombinasi, adonan kata itu ditulis serangkai.
3)      Kata Ulang
Kata ulang ditulis secara lengkap dengan memakai tanda (-) Jenis jenis kata ulang yaitu :
-  Dwipurwa yaitu pengulangan suku kata awal.  Misalnya = Laki :  Lelaki
-  Dwilingga yaitu pengulangan utuh atau secara keseluruhan. Misalnya = Laki : Laki-laki
-  Dwilingga salin bunyi yaitu pengulangan variasi fonem. Misalnya = Sayur : Sayur-mayur
-  Pengulangan berimbuhan yaitu pengulangan yang menerima imbuhan. Misalnya = Main : Bermain-main
4.       Penulisan Unsur Serapan
Dalam hal penulisan unsur serapan dalam bahasa Indonesia, sebagian hebat bahasa Indonesia menganggap belum stabil dan konsisten. Dikatakan demikian alasannya ialah pemakai bahasa Indonesia sering begitu saja menyerap unsur aneh tanpa memperhatikan aturan, situasi, dan kondisi yang ada. Pemakai bahasa seenaknya memakai kata aneh tanpa memproses sesuai dengan hukum yang telah diterapkan. Penyerapan unsur aneh dalam pemakaian bahasa indonesia dibenarkan, sepanjang : (a) konsep yang terdapat dalam unsur aneh itu tidak ada dalam bahasa Indonesia, dan (b) unsur aneh itu merupakan istilah teknis sehingga tidak ada yang layak mewakili dalam bahasa Indonesia, kesannya dibenarkan, diterima, atau digunakan dalam bahasa Indonesia. Sebaliknya apabila dalam bahasa Indonesia sudah ada unsur yang mewakili konsep tersebut, maka peresapan unsur aneh itu tidak perlu diterima. Menerima unsur aneh dalam perbendaharaan bahasa Indonesia bukan berarti bahasa Indonesia ketinggalan atau miskin kosakata. Penyerapan unsur serapan aneh merupakan hal alasannya ialah setiap bahasa mendukung kebudayaan pemakainya. Sedangkan kebudayaan setiap penutur bahasa berbeda-beda anatar satu dengan yang lain. Maka dalam hal ini sanggup terjadi saling menghipnotis yang biasa disebut akulturasi. Sebagai contoh dalam masyarakat penutur bahasa Indonesia tidak mengenal konsep “radio” dan “televisi”, maka diseraplah dari bahasa aneh (Inggris). Begitu pula sebaliknya, di Inggris tidak mengenal adanya konsep “bambu” dan “sarung”, maka mereka menyerap bahasa Indonesia itu dalam bahasa Inggris. Berdasarkan taraf integritasnya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia dikelompokkan dua bagian, yaitu :
• Secara adopsi, yaitu apabila unsur aneh itu diserap sepenuhnya secara utuh, baik goresan pena maupun ucapan, tidak mengalami perubahan. Contoh yang tergolong secara adopsi, yaitu : editor, civitas academica, de facto, bridge.
 • Secara adaptasi, yaitu apabila unsur aneh itu sudah diubahsuaikan ke dlaam kaidah bahasa Indonesia, baik pengucapannya maupun penulisannya. Salah satu contoh yang tergolong secara adaptasi, yaitu : ekspor, material, sistem, atlet, manajemen, koordinasi, fungsi.

5.......Pemakaian Tanda Baca
-          Tanda Titik (.)
Penulisan tanda titik di pakai pada :
·       Akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan
·       Akhir kependekan nama orang.
·       Akhir kependekan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
·       Singkatan atau ungkapan yang sudah sangat umum.Bila kependekan itu terdiri atas tiga hurus atau lebih digunakan satu tanda titik saja.
·       Dipakai untuk memisahkan bilangan atau kelipatannya.
·       Memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menawarkan waktu.
·       Dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
·       Tidak digunakan pada final judulyang merupakan kepala karangan atau ilustrasi dan tabel. 

-          Tanda koma (,)
Kaidah penggunaan tanda koma (,) digunakan :
·      Antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
·      Memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata tetapi atau melainkan.
·      Memisahkan anak kalimat atau induk kalimat jikalau anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
·      Digunakan untuk memisahkan kata menyerupai : o, ya, wah, aduh, dan kasihan.
·      Memisahkan petikan eksklusif dari kepingan lain dalam kalimat.
·      Dipakai diantara : (1) nama dan alamat, (2) bagina-bagian alamat, (3) daerah dan tanggal, (4) nama dan daerah yang ditulis secara berurutan.
·      Dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
·      Dipakai antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari kependekan nama diri, keluarga, atau marga.
·      Menghindari terjadinya salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
·      Dipakai di antara kepingan nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
·      Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
·      Tidak digunakan untuk memisahkan petikan eksklusif dari kepingan lain yang mengiringinya dalam kalimat jikalau petikan eksklusif itu berakhir dengan tanda tanya atau seru.

-       Tanda Titik Tanya ( ? )
Tanda tanya digunakan pada :
·       Akhir kalimat tanya.
·       Dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan kepingan kalimat yang diragukan atau kurang sanggup dibuktikan kebenarannya.

-       Tanda Seru ( ! )
Tanda seru dugunakan setelah ungkapan atau pertanyaan yang berupa undangan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, dan rasa emosi yang kuat. 
-       Tanda Titik Koma ( ; )
Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara. Ã¼Memisahkan kalimat yang setara dalam kalimat beragam sebagai pengganti kata penghubung. 
-       Tanda Titik Dua ( : )
Tanda titik dua digunakan :
·         Sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemberian.
·         Pada final suatu pertanyaan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
·         Di dalam teks drama setelah kata yang menawarkan pelaku dalam percakapan
·         Di antara jilid atau nomor dan halaman
·         Di antara kepingan dan ayat dalam kitab suci
·         Di antara judul dan anak judul suatu karangan.
·         Tidak digunakan apabila rangkaian atau pemerian itu merupakan pemanis yang mengakhiri pernyataan.
-       Tanda Elipsis (…)
Tanda ini menggambarkan kalimat-kalimat yang terputus-putus dan menawarkan bahwa dalam suatu petikan ada kepingan yang dibuang. Jika yang dibuang itu di final kalimat, maka digunakan empat titik dengan titik terakhir diberi jarak atau loncatan.
-       Tanda Garis Miring ( / )
Tanda garis miring ( / ) di pakai :
·       Dalam penomoran arahan surat.
·       Sebagai pengganti kata dan,atau, per, atau nomor alamat.
-       Tanda Penyingkat atau Apostrof ( „)
·       Tanda penyingkat menawarkan penghilangan sebagian huruf.
·       Tanda Petik Tunggal ( „…‟ )
·       Tanda petik tunggal digunakan :
·       Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
·       Mengapit terjemahan atau klarifikasi kata atau ungkapan asing.
-       Tanda Petik ( “…” )
Tanda petik digunakan :
·      Mengapit kata atau kepingan kalimat yang mempunyai arti khusus, kiasan atau yang belum.
·      Mengapit judul karangan, sajak, dan kepingan buku, apabila digunakan dalam kalimat.
·      Mengapit petikan eksklusif yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau materi tertulis lain.


B.  Analisis Kesalahan Penggunaan EjaanDi bawah ini ada beberapa kesalahan :
1.    Jurusan Teknologi pendidikan
2.    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1). Hubungan antara pemahaman MediaBelajar dan Pemanfaatan Media Belajar di Sekolah Menengan Atas Negeri di kota Tuban,
3.    Hubungan antara Motivasi Mengajar pada Guru dengan Pemanfaatan Media Belajar di Sekolah Menengan Atas Negeri di kota Tuban,
4.    (3). Kekuatan dan arah korelasi antara tingkat Pemahaman Media Belajar danMotivasi mengajar para Guru dengan efektivitas Pemanfaatan Media Belajar di Sekolah Menengan Atas Negeri di kota Tuban.
5.    Populasi penelitian ini ialah guru Sekolah Menengan Atas Negeri di kota Tuban, karena populasi penelitian ini sedikit, maka dalam penelitian ini tidak meneliti sampel tetapi meneliti populasi.

Analisis dari beberapa kesalahan tersebut adalah:
1.      Kesalahan yang terdapat pada data pertama terletak pada kesalahan penulisan huruf.
Mengapa salah?
Penulisan nama jurusan yang merupakan institusi, huruf awalnya harus ditulis dengan huruf kapital.
2.      Kesalahan yang terdapat pada data kedua ialah sebagai berikut.
-          Penggunaan kata untuk
-          Tidak adanya tanda baca titik (:) setelah kata mengetahui.
-          Tidak adanya tanda baca titik dua (:)
-          Penggunaan tanda titik (.) setelah (1).
-          Kesalahan juga terdapat pada penggunaan huruf kapital pada awal kata Hubungan,Media, Belajar, dan Pemanfaatan.
-          Penulisan kota memakai huruf kecil pada awal katanya.
Mengapa salah?
Penggunaan kata untuk menjadikan kalimat tersebut pleonastis. Penggunaan katabertujuan saja sudah cukup.
-          Karena kalimat tersebut merupakan kalimat pemerian.
-          Hal tersebut salah alasannya ialah pemakaian tanda kurung (( )) saja sudah cukup.
-          Kalimat yang mengandung kata-kata tersebut bukan merupakan sebuah judul, jadi sebaiknya digunakan huruf kecil.
-          Nama tempat/geografis yang eksklusif diikuti nama tempatnya harus ditulis dengan huruf kapital pada awal katanya.
3.      Kesalahan yang terdapat pada data nomor tiga ialah sebagai berikut.
-       Penggunaan tanda titik (.) setelah (2).
-       Kesalahan pemakaian antara dan dengan.
-       Kesalahan juga terdapat pada penggunaan huruf kapital pada awal kata Hubungan,Motivasi, Mengajar, Guru, Pemanfaatan Media, dan Belajar.
-       Penulisan kota menggunakan huruf kecil pada awal katanya.
Mengapa salah?
Hal tersebut salah alasannya ialah pemakaian tanda kurung (( )) saja sudah cukup.
-       Kata antara memiliki pasangan tetap dan. Jadi, kata tersebut tidak cocok dipasangkan dengan kata dengan.
-       Kalimat yang mengandung kata-kata tersebut bukan merupakan sebuah judul, jadi tidak perlu ditulis dengan huruf kapital pada awal katanya.
-       Nama tempat/geografis yang eksklusif diikuti nama tempatnya harus ditulis dengan huruf kapital pada awal katanya.
4.      Kesalahan yang terdapat pada data nomor empat ialah sebagai berikut.
-       Penggunaan tanda titik (.) setelah (3) .
-       Kesalahan pada penggunaan huruf kapital pada awal kata Kekuatan, Pemahaman, Media, Belajar, Motivasi, Guru, dan Pemanfaatan.
-       Penulisan kota harus diawali dengan huruf kapital alasannya ialah diikuti nama kotanya.
Mengapa salah?
-       Karena pemakaian tanda kurung (( )) saja sudah cukup.
-       Kalimat yang mengandung kata-kata tersebut bukan merupakan sebuah judul, jadi tidak perlu ditulis dengan huruf kapital pada awal katanya.
-       Nama tempat/geografis yang eksklusif diikuti nama tempatnya harus ditulis dengan huruf kapital.
5.      Kesalahan yang terdapat pada data nomor lima ialah sebagai berikut.
-       Penulisan kota yang diawali dengan huruf kecil.
-       Kalimat yang panjang dan tidak jelas.
-       Penggunaan kata dalam.
-       Penggunaan kata penelitian.
Mengapa hal tersebut salah?
-       Nama tempat/geografis yang eksklusif diikuti nama tempatnya harus ditulis dengan huruf kapital.
-       Sebaiknya dijadikan sebuah kalimat gres semoga tidak terlalu panjang dan lebih lezat dibaca.
-       Karena ide/gagasan yang dikandung kalimat berikutnya berbeda. Sebaiknya kalimat tersebut dipecah menjadi dua kalimat sehingga batas-batas ide/gagasan dalam kalimat tersebut jelas. Untuk itu tanda koma di belakang Boyolali sebaiknya diganti dengan tanda titik dan kata karena diawali dengan huruf kapital.
-       Penggunaan kata dalam membuat kedudukan subjek dalam kalimat tersebut menjadi tidak jelas.
-       Karena yang sanggup meneliti ialah peneliti bukan penelitian. Oleh alasannya ialah itu katapeneltiian sebaiknya diganti dengan penelitian.


C.  Revisi Kesalahan Penggunaan Ejaan
Revisi dari beberapa kesalahan tersebut adalah:
1.    Jurusan Teknologi Pendidikan
2.    Penelitian ini bertujuan mengetahui: (1) korelasi antara pemahaman media berguru dan pemanfaatan media berguru di Sekolah Menengan Atas Negeri di Kota Tuban,
3.     (2) korelasi antara motivasi mengajar pada guru dan pemanfaatan media berguru di Sekolah Menengan Atas Negeri di Kota Tuban,
4.     (3) kekuatan dan arah korelasi antara tingkat pemahaman media berguru dan motivasi mengajar para guru dengan efektivitas pemanfaatan media berguru di Sekolah Menengan Atas Negeri di Kota Tuban.
5.    Populasi penelitian ini ialah guru Sekolah Menengan Atas Negeri di Kota Tuban. Karena populasi penelitian ini sedikit, maka peneliti tidak meneliti sampel tetapi meneliti populasi.



Kesimpulan : Kita Baik Dalam Menulis Ataupun Dalam Berbicara Harus Sesusai Dengan Ejaan Yang Benar Sesuai Dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia,Agar Orang Yang Kita Ajak Berbicara Ataupun Di Kirimkan Sebuah Tulisan Dari Kita Ia Dapat Memahami Dengan Praktis Dan Dapat Menerapkan Nya Di Kehidupan Sehari - Hari  Dan Dapat Mengajarkan Kepada Yang Belum Paham Agar Lebih Mengerti lebih detail Dan Dapat Menerapkan Nya Sesuai Dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia,Dan Kita Sebagai Orang Indonesia Harus Mengetahui Hal Itu


Saran : Perlu Ada Nya Pemahaman Penulisan Yang Sesuai Dengan Kaidah EYD,Agar Kita Dapat Lebih  Praktis Memahami Nya Dan Akan Terbiasa Menggunakan Nya Di Kehidupan Sehari - Hari Dan Dapat Mengajarkan Kepada Yang Belum Paham Agar Lebih Mengerti lebih detail Dan Dapat Menerapkan Nya Sesuai Dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia,Dan Kita Sebagai Orang Indonesia Harus Mengetahui Hal Itu


Sumber : https://illegiblebachelor.blogspot.com//search?q=makalah-bahasa-indonesia-eyd