Kawan dasa kang njageni
Ing ngarso miwah ing pungkur
Sinangga ing kanan kering
Sang gethek lampahnya alon.
Uraian di atas terdapat di dalam Babad Tanah Jawi karya Ki Yasadipura, dirangkum di dalam tembang megatruh salah satu dari tembang macapat yang sangat terkenal pada masyarakat Jawa di masa lalu.Dikisahkan wacana Joko Tingkir dengan suka sedih perjuangannya, sehingga alhasil mencapai sukses puncak yakni menjadi sultan di Pajang, salah satu kesultanan Islam di nusantara dengan nama Sultan Hadiwijaya. Saat ini warga Lamongan mengabadikan nama tersebut sebagai Laskar Joko Tingkir sebagai sebutan bagi penggemar dan pendukung Persela, kesebelasan pujian Lamongan. Dimana kaitan antara Persela dengan Joko Tingkir ?
Strategi yang ditempuh oleh Joko Tingkir sungguh sangat menawarkan inspirasi kepada siapapun yang ingin mencapai kemajuan dalam hidupnya.Dimulai sesudah ia diambil anak angkat oleh Nyai Tingkir,ia dapat mengabdi di Demak melalui Kyai Ganda Mustaka perawat Masjid Demak.Kyai Ganda Mustaka ini merupakan saudara dari Nyai Ageng Tingkir. Joko Tingkir atau yang nama aslinya Mas Karebet menarik perhatian sultan, sehingga diterima mengabdi di istana. Disamping itu semenjak muda ia rajin menuntut ilmu dengan mencar ilmu kepada para ulama terkenal antara lain Ki Banyubiru, Ki Selo juga kepada Sunan Kalijogo maupun Sunan Kudus.Setelah persiapannya dianggap cukup ia segera mengabdikan dirinya di Demak .
Dengan kecerdasan dan kecerdikannya Joko Tingkir muda sanggup diterima di lingkungan sentra pemerintahan kerajaan Demak, bahkan menerima kepercayaan sebagai lurah wirotamtomo. Rupanya di sini Joko Tingkir diuji ketabahan dan kesabarannya.Ketika ia menerima kiprah untuk melaksanakan seleksi terhadap calon prajurit Demak karena luapan emosi Joko Tingkir muda , seorang calon prajurit yang berjulukan Dadung Awuk terbunuh.Karena kelalaiannya ini ia dipecat sebagai prajurit Demak dan diusir harus meninggalkan kerajaan.
Bukanlan Joko Tingkir yang tangguh jikalau ia begitu saja mengalah kepada keadaan atau kesulitan yang dihadapinya.Atas saran dan nasehat para gurunya ia mohon ampun pada raja sekaligus menjalankan siasat yang lain.Ketika raja dan keluarganya sedang berwisata Joko Tingkir melepaskan kerbau absurd yang telah diberi mantera sehingga hanya ia yang sanggup menaklukkannya.Kalau saja informasi babad tanah jawi itu kiasan bukan arti yang sesungguhnya, maka Joko Tingkir telah menciptakan kegaduhan untuk menarik perhatian raja, hingga sumber kegaduhan itu sanggup dipadamkan sendiri hanya oleh penciptanya. Demikianlah siasat ini berhasil dengan baik , Joko Tingkir memperoleh kembali jabatan yang pernah disandangnya di kerajaan Demak.
Lambat tetapi niscaya karir Joko Tingkir terus meningkat di kerajaan Demak.Ia menerima kepercayaan menjadi menantu sultan Demak dikawinkan dengan salah seorang puteri sultan yang berjulukan Ratu Mas Cempaka dan diangkat menjadi adipati di Pajang. Ketika berada di posisi demikian di Demak terjadi perebutan tahta kesultanan .Beberapa putra sultan terbunuh dalam konflik ini, hingga akhirnya menyentuh kepentingan dari Joko Tingkir.Dimulai dengan pembunuhan terhadap Sunan Prawoto putra Sultan Trenggono oleh Aryo Penangsang kemudian berlanjut dengan terbunuhnya Pangeran Kalinyamat menantu Sultan Trenggono, maka alhasil Joko Tingkir harus melaksanakan suatu tindakan. Dan untuk kesekian kalinya Joko Tingkir memperlihatkan kepiawaiannya menjalankan strateginya.
Bermodalkan tunjangan moril putra putri Sultan Trenggono , Joko Tingkir mengatur taktik untuk menumpas Aryo Penangsang. Dia tidak mengandalkan kesaktian dirinya untuk menghadapi musuhnya, yang tolong-menolong juga masih kerabatnya sendiri ini.
Joko Tingkir menciptakan sayembara. barang siapa yang sanggup mengalahkan Aria Penangsang Adipati Jipang, hidup atau mati maka akan menerima hadiah tanah di kadipaten Pati dan Mataram. Sayembara ini diikuti oleh oleh Ki Ageng Pemanahan dan Ki Penjawi, dan dengan siasatnya yang jitu alhasil Aria Penangsang terbunuh dalam peperangan ini.
Kegigihan, keuletan dan kecerdasan Joko Tingkir atau Mas Karebet putera Ki Ageng Pengging inilah yang menginspirasi cah lamongan untuk mengikuti jejak perjuangannya. Melalui laskar Joko Tingkir, dikibarkanlah bendera Lamongan disandingkan dan dipertandingkan dengan laskar dari kawasan lain. Dan ternyata prestasinya cukup mengagumkan, dari kawasan yang tidak dikenal dalam peta persepakbolaan nasional sanggup masuk pada divisi kasta teratas nasional. Secara psikologis hal ini mengangkat harga diri masyarakat Lamongan menjadi lebih percaya diri dan lebih optimis dalam menapaki kehidupan. Momentum ini rupanya ikut menghipnotis semangat warga maupun aparatnya sehingga aneka macam kemajuan , prestasi, piagam diperoleh.Hambatan klasik yang dihadapi kawasan ini yakni kekurangan air di demam isu kemarau dan kebanyakan air di demam isu penghujan pelan tetapi pasti diusahakan untuk diatasi.
Memang secara kesejarahan maupun kepurbakalaan tokoh Joko Tingkir tidak terkait dengan Lamongan. Tidak kita dapatkan silsilah Joko Tingkir yang berada di Lamongan, aktifitasnya yang berkaitan dengan Lamongan juga sulit ditemui contohnya pelantikan bangunan, penetapan kawasan perdikan atau yang lain. Demikian pula makam sang tokoh, situs bekas kerajaan, hasil karya sastra juga tidak didapatkan di Lamongan. Tetapi yang terperinci nama besarnya kita kenal melalui pelajaran sejarah yang kita dapatkan di lembaga pendidikan yang pernah kita ikuti. Tokoh ini telah menjadi milik bangsa Indonesia, sehingga siapapun berhak untuk mengambil pelajaran, suri tauladan dan wangsit daripadanya.
Tentunya kita berharap kemegahan atau keberhasilan Lamongan ini tidak sekali muncul kemudian hilang begitu saja, ibarat yang dialami oleh Kerajaan Pajang. Bahwa sepeninggal Hadiwijaya atau Joko Tingkir kebesaran Pajang kembali karam untuk selamanya. Pengganti Sultan Hadiwijaya tidak ada yang bisa mempertahankan kebesaran kesultanan Pajang sehingga Pajang kembali menjadi pecahan dari kerajaan Mataram.
Suksesi yang terjadi di Lamongan agar tetap bisa mengibarkan kejayaan dan kebesaran yang telah dapat dibangkitkan. Secara alami kepemimpinan memang mengalami pergeseran dan pergantian. Namun dengan bertambahnya waktu diperlukan berganti dan berubah ke arah yang lebih baik dan lebih sempurna.
Source: Pak Puh
Source: Pak Puh